Seperti yang telah diketahui bahwa
tujuan adanya advokasi adalah untuk meperoleh komitmen dan dukungan kebijakan
para penentu kebijakan atau pembuat keputusan di segala tingkat. Komitmen dan
dukungan kebijakan tersebut dapat terwujud dalam dua hal pokok yakni bentuk
software dan hardware. Komitmen dan dukungan dalam bentuk software misalnya :
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, keputusan presiden,
surat keputusan dari institusi dan sebagainya yang mendukung terhadap program
kesehatan. Sedangkan komitmen dalam bentuk hardware antara lain meningkatnya
anggaran untuk kesehatan atau dilengkapinya sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan.
Cara atau bentuk-bentuk kegiatan dalam
advokasi untuk mencapai tujuan itu ada bermacam-macam, antara lain :
a. Lobi
Politik
Lobi
adalah berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk
menginformasikan dan membahas masalah program kesehatan yang akan dilaksanakan.
Tahap pertama lobi ini adalah : petugas kesehatan menyampaikan keseriusan
masalah kesehatan yang dihadapi di wilayah kerjanya, dan dampaknya terhadap
keshidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif terbaik utnuk memecahkan
atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu dibawa atau
ditunjukkan data yang akurat (evidence
based) tentang masalah kesehatan tersebut kepada pejabat yang bersangkutan.
Contohnya
saja DPRD yang berperan sebagai stakeholder, meskipun DPRD tidak terikat
langsung dengan program penurunan angka kematian ibu dan anak namun, DPRD disini
memiliki kekuatan besar untuk keberlangsungan program KIBBLA, mereka dapat
berfungsi sebagai legislator (membentuk peraturan bersama kepala daerah) dan
fungsi pengawasan.
Mengingat pentinganya
penurunan angka kematian Ibu dan bayi seperti yang diamanahkan pada MDG’s poin
4 dan 5 yaitu harus turun 2/3 (75%) pada tahun 2015 dari tahun 1990. Maka DPRD
bersama eksekutif dapat membuta regulasi dalam bentuk Peraturan Daerah dalam
pelayanan KIA terutama masyarakat miskin yang dapat mengikat semua pihak/stakeholder
untuk mengupayakan pencapaian AKI dan AKB tersebut.
b. Seminar
dan atau Presentasi
Seminar
atau presentasi yang dihadiri oleh para pejabat lintas program dan lintas
sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya,
lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program
pemecahannya. Kemudian masalah tersebut dibahas bersama-sama, yang akhirnya
diharapkan akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan
dilaksanakan tersebut.
Contoh
Pada akhir tahun 2005, bersamaan dengan sosialisasi perpanjangan waktu Proyek
DHS sampai dengan tahun 2008, diadakan pertemuan dengan seluruh kepala dinas
kesehatan dan kepala Bappeda kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu, serta
beberapa pejabat eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Upaya advokasi pun berlanjut di tingkat kabupaten. Banyak sekali kegiatan yang
dilaksanakan oleh dinas kesehatan melalui dana DHS dan dana dekon dalam rangka
sosialisasi dan advokasi program yang bertujuan untuk menggalang dukungan dari
para stakeholder lokal. Kegiatan pertemuan dalam rangka sosialisasi dan
advokasi yang dilaksanakan secara formal dan pelatihan-pelatihan mulai dari
tingkat provinsi, kabupaten hingga kecamatan, tidak sedikit biaya yang telah
dihabiskan. Waktu yang seharusnya lebih banyak digunakan oleh tenaga kesehatan
seperti bidan dan yang lainnya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
habis untuk mengikuti satu pertemuan ke pertemuan lain, dari satu pelatihan ke
pelatihan lain.
Kegiatan-kegiatan
tersebut tidak sebanding dengan biaya yang telah dikeluarkan, artinya upaya
advokasi yang dilakukan di daerah tidak begitu efektif dan efisien seperti yang
dilakukan oleh agen-agen internasional, kelompok-kelompok kepentingan, dan
lembaga donor dalam mempengaruhi kebijakan di tingkat pusat.
c. Media
Advokasi
media (media advocacy) adalah
melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media massa.
Seperti yang kita ketahui bahwa media massa mempunyai kemampuan yang kuat untuk
membentuk opini publik (public opinion),
yang dapat mempengaruhi bahkan merupakan tekanan (pressure) terhadap para
penentu kebijakan dan para pengambil keputusan. Contoh pada gambar di media
massa tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung merupakan kegiatan
dalam advokasi dimana stakeholder menyampaikan
pendapatnya mengenai program untuk menekan angka kematian ibu dan anak.
d. Perkumpulan (asosiasi) peminat
Asosiasi
atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minta dan keterkaitan terhadap
masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah juga merupakan bentuk
advokasi. Contoh Ikatan Bidan Indonesia atau Indonesian Midwives Assosiation
adalah kumpulan orang-orang dengan profesi yang sama yaitu bidan dan mereka
sangat peduli ankan tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi.
Kegiatan-kegiatan ini, di samping
ikut berpartisipasi dalam penanggulangan masalah tersebut, juga memberikan
dampak terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil para birokrasi di bidang
kesehatan dan para pejabat lain untuk peduli terhadap Tingginya kasus kematian
Ibu dan Bayi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar